Prinsip
pencabutan gigi sulung tidak berbeda dengan gigi permanen, tidak
memerlukan
tenaga besar, tetapi harus diingat bahwa di bawah gigi sulung
terdapat gigi
permanen yang mahkotanya sangat dekat dengan gigi sulung
terutama gigi
molar dua sulung atau kadang-kadang penggantinya yaitu premolar
dua terjepit
diantara akar gigi sulung molar dua tersebut. Sehingga waktu
pencabutan gigi
molar dua sulung, premolar dua dapat terganggu atau ikut
terangkat,
sehingga pada akar yang resorbsinya tidak sempurna terutama pada
molar dua sulung
pencabutannya harus hati-hati.
Sebelum
melakukan pencabutan gigi perlu dilakukan anastesi lebih dulu.
Pada umumnya
diberikan anastesi lokal, tetapi pada keadaan tertentu dilakukan
anastesi umum
yang dilakukan oleh spesialis anastesi.
1. INDIKASI
ANASTESI UMUM
a. Anastesi
lokal merupakan kontra indikasi
b. Pencabut
sekaligus beberapa gigi
c. Penambalan
dan perawatan saluran akar pada anak yang sangat
sensitif.
d. Pada
anak-anak cacat mental.
2. ANASTESI
LOKAL
Anastesi lokal
adalah tindakan menghilangkan rasa sakit untuk sementara
pada satu bagian
tubuh dengan cara mengaplikasikan bahan topikal atau suntikan
2
tanpa
menghilangkan kesadaran. Pencegahan rasa sakit selama prosedur
perawatan gigi
dapat membangun hubungan baik antara dokter gigi dan pasien,
membangun
kepercayaan, menghilangkan rasa takut, cemas dan menunjukkan
sikap positif
dari dokter gigi.
Teknik anastesi
lokal merupakan pertimbangan yang sangat penting dalam
perawatan pasien
anak. Ketentuan umur, anastesi topikal, teknik injeksi dan
analgetik dapat
membantu pasien mendapatkan pengalaman positif selama
mendapatkan
anastesi lokal. Berat badan anak harus dipertimbangkan untuk
memperkecil
kemungkinan terjadi reaksi toksis dan lamanya waktu kerja
anastetikum,
karena dapat menimbulkan trauma pada bibir atau lidah.
Anak-anak dapat
ditangani secara anastesi lokal dengan kerjasama dari
orangtua dan
tidak ada kontra indikasi. Anak-anak diberitahu dengan kata-kata
sederhana apa
yang akan dilakukan, jangan membohongi anak. Sekali saja anak
kecewa, sulit
untuk membangun kembali kepercayaan anak. Lebih aman
mengatakan
kepada anak-anak bahwa dia akan mengalami sedikit rasa tidak
nyaman seperti
tergores pensil atau digigit nyamuk daripada menjanjikan tidak
sakit tetapi
tidak mampu memenuhi janji tersebut. Bila seorang anak mengeluh
sakit selama
injeksi pertimbang kembali situasinya, injeksikan kembali bila perlu
tapi jangan
minta ia untuk menahan rasa sakit. Sebelum melakukan penyuntikan,
sebaiknya
operator berbincang dengan pasien, dengan menyediakan waktu untuk
menjelaskan apa
yang akan dilakukan dan mengenal pasien lebih jauh dokter gigi
dapat
meminimaliskan rasa takut. Macam anastesi lokal
3
1. Anastesi
Topikal
Menghilangkan
rasa sakit di bagian permukaan saja karena yang dikenai
hanya
ujung-ujung serabut urat syaraf. Bahan yang digunakan berupa salf.
2. Anastesi
Infiltrasi
Sering dilakukan
pada anak-anak untuk rahang atas ataupun rahang bawah.
Mudah dikerjakan
dan efektif. Daya penetrasi anastesi infiltrasi pada anakanak
cukup dalam
karena komposisi tulang dan jaringan belum begitu
kompak.
3. Anastesi Blok
Digunakan untuk
pencabutan gigi molar tetap.
PERSIAPAN
1. Sebagian
negara mempunyai hukum yang mengharuskan izin tertulis dari
orang tua (Informed
Concent) sebelum melakukan anastesi pada pasien anak.
2. Kunjungan
untuk pencabutan sebaiknya dilakukan pagi hari (saat anak masih
aktif) dan
dijadwalkan, sehingga anak tidak menunggu terlalu lama karena
anak cenderung
menjadi lelah menyebabkan anak tidak koperatif. Anak
bertoleransi
lebih baik terhadap anastesi lokal setelah diberi makan ± 2 jam
sebelum
pencabutan.
3. Instrumen
yang akan dipakai, sebaiknya jangan diletakkan di atas meja.
Letakkan pada
tempat yang tidak terlihat oleh anak dan diambil saat akan
digunakan.
Jangan mengisi jarum suntik di depan pasien, dapat menyebabkan
rasa takut dan
cemas.
4
4. Sebaiknya
dikatakan kepada anak yang sebenarnya bahwa akan ditusuk
dengan jarum
(disuntik) dan terasa sakit sedikit, tidak boleh dibohongi.
5. Rasa sakit
ketika penyuntikan sedapat mungkin dihindarkan dengan cara
sebagai berikut
:
a. Memakai jarum
yang kecil dan tajam
b. Pada daerah
masuknya jarum dapat dilakukan anastesi topikal lebih
dahulu. Misalnya
dengan 5 % xylocaine (lidocaine oitmen)
c. Jaringan
lunak yang bergerak dapat ditegangkan sebelum penusukan
jarum
d. Deponir
anastetikum perlahan, deponir yang cepat cenderung menambah
rasa sakit. Jika
lebih dari satu gigi maksila yang akan dianastesi, operator
dapat
menyuntikkan anastesi awal, kemudian merubah arah jarum
menjadi posisi
yang lebih horizontal, bertahap memajukan jarum dan
mendeponir
anastetikum.
e. Penekanan
dengan jari beberapa detik pada daerah injeksi dapat
membantu
pengurangan rasa sakit.
f. Jaringan
diregangkan jika longgar dan di masase jika padat (pada
palatal).
Gunanya untuk membantu menghasilkan derajat anastesi yang
maksimum dan mengurangi
rasa sakit ketika jarum ditusukan.
6. Aspirasi
dilakukan untuk mencegah masuknya anastetikum dalam pembuluh
darah, juga
mencegah reaksi toksis, alergi dan hipersensitifitas.
7. Waktu untuk
menentukan anastesi berjalan ± 5 menit dan dijelaskan
sebelumnya
kepada anak bahwa nantinya akan terasa gejala parastesi seperti
mati rasa,
bengkak, kebas, kesemutan atau gatal dijelaskan pada anak agar
5
anak tidak
takut, tidak kaget, tidak bingung atau merasa aneh. Pencabutan
sebaiknya
dilakukan setelah 5 menit. Jika tanda parastesi tidak terjadi,
anastesi
kemungkinan gagal sehingga harus diulang kembali.
8.
Vasokontristor sebaiknya digunakan dengan konsentrasi kecil, misalnya
xylocaine 2 % dan
epinephrine 1 : 100.000.
0 komentar:
Posting Komentar