Pages

Banner 468 x 60px

 

Selasa, 11 Desember 2018

Pencabutan Gigi Susu (Sulung)

0 komentar



PENCABUTAN GIGI SULUNG

Prinsip pencabutan gigi sulung tidak berbeda dengan gigi permanen, tidak
memerlukan tenaga besar, tetapi harus diingat bahwa di bawah gigi sulung
terdapat gigi permanen yang mahkotanya sangat dekat dengan gigi sulung
terutama gigi molar dua sulung atau kadang-kadang penggantinya yaitu premolar
dua terjepit diantara akar gigi sulung molar dua tersebut. Sehingga waktu
pencabutan gigi molar dua sulung, premolar dua dapat terganggu atau ikut
terangkat, sehingga pada akar yang resorbsinya tidak sempurna terutama pada
molar dua sulung pencabutannya harus hati-hati.
Sebelum melakukan pencabutan gigi perlu dilakukan anastesi lebih dulu.
Pada umumnya diberikan anastesi lokal, tetapi pada keadaan tertentu dilakukan
anastesi umum yang dilakukan oleh spesialis anastesi.
1. INDIKASI ANASTESI UMUM
a. Anastesi lokal merupakan kontra indikasi
b. Pencabut sekaligus beberapa gigi
c. Penambalan dan perawatan saluran akar pada anak yang sangat
sensitif.
d. Pada anak-anak cacat mental.
2. ANASTESI LOKAL
Anastesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit untuk sementara
pada satu bagian tubuh dengan cara mengaplikasikan bahan topikal atau suntikan
2
tanpa menghilangkan kesadaran. Pencegahan rasa sakit selama prosedur
perawatan gigi dapat membangun hubungan baik antara dokter gigi dan pasien,
membangun kepercayaan, menghilangkan rasa takut, cemas dan menunjukkan
sikap positif dari dokter gigi.
Teknik anastesi lokal merupakan pertimbangan yang sangat penting dalam
perawatan pasien anak. Ketentuan umur, anastesi topikal, teknik injeksi dan
analgetik dapat membantu pasien mendapatkan pengalaman positif selama
mendapatkan anastesi lokal. Berat badan anak harus dipertimbangkan untuk
memperkecil kemungkinan terjadi reaksi toksis dan lamanya waktu kerja
anastetikum, karena dapat menimbulkan trauma pada bibir atau lidah.
Anak-anak dapat ditangani secara anastesi lokal dengan kerjasama dari
orangtua dan tidak ada kontra indikasi. Anak-anak diberitahu dengan kata-kata
sederhana apa yang akan dilakukan, jangan membohongi anak. Sekali saja anak
kecewa, sulit untuk membangun kembali kepercayaan anak. Lebih aman
mengatakan kepada anak-anak bahwa dia akan mengalami sedikit rasa tidak
nyaman seperti tergores pensil atau digigit nyamuk daripada menjanjikan tidak
sakit tetapi tidak mampu memenuhi janji tersebut. Bila seorang anak mengeluh
sakit selama injeksi pertimbang kembali situasinya, injeksikan kembali bila perlu
tapi jangan minta ia untuk menahan rasa sakit. Sebelum melakukan penyuntikan,
sebaiknya operator berbincang dengan pasien, dengan menyediakan waktu untuk
menjelaskan apa yang akan dilakukan dan mengenal pasien lebih jauh dokter gigi
dapat meminimaliskan rasa takut. Macam anastesi lokal
3
1. Anastesi Topikal
Menghilangkan rasa sakit di bagian permukaan saja karena yang dikenai
hanya ujung-ujung serabut urat syaraf. Bahan yang digunakan berupa salf.
2. Anastesi Infiltrasi
Sering dilakukan pada anak-anak untuk rahang atas ataupun rahang bawah.
Mudah dikerjakan dan efektif. Daya penetrasi anastesi infiltrasi pada anakanak
cukup dalam karena komposisi tulang dan jaringan belum begitu
kompak.
3. Anastesi Blok
Digunakan untuk pencabutan gigi molar tetap.
PERSIAPAN
1. Sebagian negara mempunyai hukum yang mengharuskan izin tertulis dari
orang tua (Informed Concent) sebelum melakukan anastesi pada pasien anak.
2. Kunjungan untuk pencabutan sebaiknya dilakukan pagi hari (saat anak masih
aktif) dan dijadwalkan, sehingga anak tidak menunggu terlalu lama karena
anak cenderung menjadi lelah menyebabkan anak tidak koperatif. Anak
bertoleransi lebih baik terhadap anastesi lokal setelah diberi makan ± 2 jam
sebelum pencabutan.
3. Instrumen yang akan dipakai, sebaiknya jangan diletakkan di atas meja.
Letakkan pada tempat yang tidak terlihat oleh anak dan diambil saat akan
digunakan. Jangan mengisi jarum suntik di depan pasien, dapat menyebabkan
rasa takut dan cemas.
4
4. Sebaiknya dikatakan kepada anak yang sebenarnya bahwa akan ditusuk
dengan jarum (disuntik) dan terasa sakit sedikit, tidak boleh dibohongi.
5. Rasa sakit ketika penyuntikan sedapat mungkin dihindarkan dengan cara
sebagai berikut :
a. Memakai jarum yang kecil dan tajam
b. Pada daerah masuknya jarum dapat dilakukan anastesi topikal lebih
dahulu. Misalnya dengan 5 % xylocaine (lidocaine oitmen)
c. Jaringan lunak yang bergerak dapat ditegangkan sebelum penusukan
jarum
d. Deponir anastetikum perlahan, deponir yang cepat cenderung menambah
rasa sakit. Jika lebih dari satu gigi maksila yang akan dianastesi, operator
dapat menyuntikkan anastesi awal, kemudian merubah arah jarum
menjadi posisi yang lebih horizontal, bertahap memajukan jarum dan
mendeponir anastetikum.
e. Penekanan dengan jari beberapa detik pada daerah injeksi dapat
membantu pengurangan rasa sakit.
f. Jaringan diregangkan jika longgar dan di masase jika padat (pada
palatal). Gunanya untuk membantu menghasilkan derajat anastesi yang
maksimum dan mengurangi rasa sakit ketika jarum ditusukan.
6. Aspirasi dilakukan untuk mencegah masuknya anastetikum dalam pembuluh
darah, juga mencegah reaksi toksis, alergi dan hipersensitifitas.
7. Waktu untuk menentukan anastesi berjalan ± 5 menit dan dijelaskan
sebelumnya kepada anak bahwa nantinya akan terasa gejala parastesi seperti
mati rasa, bengkak, kebas, kesemutan atau gatal dijelaskan pada anak agar
5
anak tidak takut, tidak kaget, tidak bingung atau merasa aneh. Pencabutan
sebaiknya dilakukan setelah 5 menit. Jika tanda parastesi tidak terjadi,
anastesi kemungkinan gagal sehingga harus diulang kembali.
8. Vasokontristor sebaiknya digunakan dengan konsentrasi kecil, misalnya
xylocaine 2 % dan epinephrine 1 : 100.000.


0 komentar:

Posting Komentar